Social Icons

Pages

Rabu, 12 Juni 2013

BERSAHABATLAH DENGAN TEKEK AGAR LOLOS

Ketika masih  unyu dulu ,  selepas sekolah  ,kucari jalanku sendiri ( cieeeee..., maksudnya berangkat sendiri tak ada yang mengantar ) , untuk mendapatkan selembar  surat pengesahan bahwa aku ini pengendara yang laik jalan ,alias SIM. 


sumber gbr

Meurutku kala itu prinsip utama   menjalani proses mencari SIM adalah  “ aku harus menjadi bebek .” Ya, karena antrian yang mengular , maka aku harus bisa membebek , ikut yang ada didepan , patuh dari ruang yang satu ke ruang lainnya . Antara lain tempat pendaftaran, pengambilan dan pengembalian formulir, cap sidik jari, tanda tangan, foto  baca huruf tekek, dll.

Saat  sesama pencari SIM di sebelahku bilang “  huruf tekek “ aku memasang telinga baik – baik . “ Kalau pengen lolos harus bisa baca huruf tekek ,” kata mereka serius . Yang kukenal sih , selama ini ya huruf arab , latin , jawa , mana ada huruf tekek . Apa memang pengemudi yang baik harus bersahabat dulu  dengan hewan rumahan yang masih keponakannya buaya  itu ?

Perjalanan bebekku akhirnya sampai juga di ruangan yang ada tekeknya , maksudnya huruf tekek.Tak sabar aku ingin segera melahap  huruf tekek . Tak ada yang istimewa di kandang tekek . Bahkan ruangan itu lebih sempit dari ruang lain.

Kutarik nafas dalam , siap diuji . Aku dipersilahkan duduk menghadap sebuah bangku dan diseberangnya duduk seorang petugas . Mungkin ini  pawangnya , pikirku   usil  .
Ia lantas menyodorkan sebentuk buku sambil  jarinya menunjuk  dan bertanya  ,” ini angka berapa ? “

“Mana , Pak ? tanyaku agak grogi .

 Yang tampak olehku hanyalah susunan totol – totol  dengan beberapa warna yang agak berbeda . Dan … o, memang di dalam perbedaan itulah rupanya batas – batas angka yang ia tanyakan . Tak ingin tampak bodoh segera kupelototi serius  kertas itu .Kira – kira percakapan kami seperti ini :  (maklum dah lama , jadi aku lupa angka berapa saja yang ada di kertas itu . )

“ Angka 8 ,” kataku mantap .

Ia lantas membuka halaman yang lain ,” kalau ini ?”
“Tujuh .”

‘Yang ini ?”

“Dua “

Akupun lolos baca huruf tekek . Yang tak kutahu , untuk apa sih aku harus berbaik – baik pada huruf “hewani”  itu ? Jawabannya baru aku dapatkan ketika mengobrol lagi dengan sesama pencari SIM . “Untuk mengetes apakah kita buta warna atau melek warna .” Oooo…lha ,  apa hubunganya dengan hewan yang bikin orang gak bisa tidur ini ? Totol – totol itulah yang mirip dengan totol – totol motif kulit  tekek . Oooo…

Yes ! Akhirnya SIM ada di tangan  setelah perjuangan berbebek ria . Siip…tancap gas , dan pulang ! Hai, Pak Polisi , tilang aku dong ..:)


# Tekek = Tokek dalam bahasa Jawa.
 
#Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba   GA  di  Blog Kinzihana.


Teruskan membaca... »»  

Senin, 10 Juni 2013

Macet ? Meditasi Yuk !

Membayangkan macet di jalan raya , bagi saya  sudah menyiksa . Apalagi jika mengalaminya . Apa yang bisa kita lakukan di diantara jok yang penuh dengan penumpang    atau di atas kendaraan bermotor dengan tubuh    terbakar terik matahari   ,  sementara pikiran melayang pada pekerjaan yang belum bisa kita sentuh ?
 
 Galaulah hati ini,  memikirkan kapan macet akan berakhir . Ketidakpastian ini sangat mungkin memicu emosi negative , seperti kesal , marah pada keadaan dan akhirnya menurunlah mood yang sudah baik – baik kita jaga dari rumah .



Apa yang sebaiknya kita lakukan untuk meredam siksaan ini ? Jawaban yang saya tawarkan adalah meditasi . Mengapa meditasi ? Karena meditasi akan menyebarkan kedamaianan dalam diri kita , menyenyahkan kekalutan yang melanda , begitu artikel yang ditulis oleh Indscript   Creative.


Dalam artikel tersebut , seorang pembimbing meditasi yang bernama Adjie Silarus  mengemukakan  satu teknik  mudah untuk menjalaninya . “Diamlah sejenak, berkonsentrasilah pada pernapasan. Hirup dan hembuskan napas selama satu menit. Rasa kesal itu akan hilang secara perlahan. Ajaklah orang-orang di sekitar Anda yang kemungkinan sedang merasa kesal juga untuk melakukan itu. Dengan begitu, secara tidak langsung, Anda sudah berbagi kedamaian dengan sesama.”

    Seseorang dapat merasakan kedamaian melalui meditasi, karena meditasi ibarat alat untuk menenangkan pikiran dan mempertajam intuisi. Seperti halnya air dalam bejana yang keruh, jika kita memberinya waktu untuk tenang dan mengendap, kita dapat melihat di mana sumber kekeruhan itu bermula. “Ini yang sering disebut dengan meditative mind, yakni pikiran yang dilatih melalui teknik meditasi, agar mampu memilah mana informasi yang perlu diperhatikan dan mana yang tidak,” ujar Adjie. “Sebab, seringkali orang menjadi stress dan tidak damai, karena pikirannya terlalu fokus pada informasi yang sebenarnya tidak penting.”

    Ketika pikiran sudah terlatih untuk lebih tenang, maka seseorang dapat menemukan sumber-sumber penyebab ketidakdamaian pada dirinya, dan memilahnya. Pikiran yang terlatih juga mempertajam intuisi, sehingga seseorang dapat terbantu manakala harus membuat keputusan penting. Intuisi tersebut akan membantunya menentukan mana yang terbaik dari sekian banyak pilihan atau informasi yang diterimanya.


    Jadi , macet bukan halangan untuk tetap produktif bukan  ,  jika kita mau menata hati dengan meditasi ? Selamat berbahagia di jalan raya . 


Personal Branding, Indscript Creative

Teruskan membaca... »»  

CARA DAMAI KALA MENUNGGU

Saya kira pembaca blog ini sependapat dengan saya , bahwa menunggu apapun selalu menjemukan . Bahkan menunggu seorang kekasihpun sekalipun . Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengisi  waktu tunggu . Misalnya dengan membaca  , ngobrol dengan orang – orang sekitar , memencet mencet tombol telpon genggam ,  nonton  televisi  jika ada atau bengong sendiri sambil melamun jika sama sekali tak ada orang yang diajak untuk bicara. 


sumber


Pernahkan Anda mencoba untuk mengisi waktu tunggu dengan meditasi ?

Menurut Adjie Silarus ,  meditator muda yang kerap mengisi sesi training meditasi Sejenak Hening di sejumlah perusahaan besar di Indonesia ini, meditasi tidak hanya dapat dilakukan di tempat tertentu, namun dapat dilakukan di mana pun. Dengan meditasi, akan diperoleh kedamaian dalam diri dan kita dapat bertindak lebih bijaksana.”

“Untuk itu, latihlah pikiran Anda melalui meditasi. Lakukanlah meditasi di mana pun Anda berada. Ketika Anda sedang antri di suatu bank, dan merasa kesal karena antriannya panjang, maka lakukanlah meditasi. Diamlah sejenak, berkonsentrasilah pada pernapasan. Hirup dan hembuskan napas selama satu menit. Rasa kesal itu akan hilang secara perlahan. Ajaklah orang-orang di sekitar Anda yang kemungkinan sedang merasa kesal juga untuk melakukan itu. Dengan begitu, secara tidak langsung, Anda sudah berbagi kedamaian dengan sesama,” ujar Adjie.

“Meditasi tidak hanya dilakukan oleh pemeluk agama tertentu. Meditasi pun tidak hanya dilakukan oleh orang yang melakukan yoga. Meditasi dapat dilakukan oleh siapa pun yang menginginkan pikirannya tetap tenang dan terbebas dari stres, dan difungsikan untuk membantu mengembangkan kemampuan diri dalam menjalani hidup,” lanjutnya .


Teruskan membaca... »»  
 

Sample Text