Social Icons

Pages

Senin, 26 November 2012

Putri Cemas

Kuperhatikan dari tadi ia berjalan bolak balik , sambil sesekali mengalihkan pandangan  nya jauh ke seberang .   Seperti  akan ada sesuatu yang ditakutkan,   tapi apa ?  dari tadi tak ada apa-apa. Seperti ada yang ditunggunya , tapi siapa, sudah berjam jam tak tampak seorangpun.   Ia lantas duduk termenung, menekuri dirinya sendiri.
Perlahan aku mendekat lalu duduk di sampingnya. Ia sebenarnya seorang wanita yang cukup manis .Kulitnya kuning bersih dan rambutnya ikal mayang.  Tetapi kali ini wajahnya kusut. Ada kebingungan yang kutangkap dari matanya saat ia kusapa. “ Apa yang nona cari,eh, mungkin saya bisa membantu, “ sapaku ramah.
 Sekilas ia tersenyum , lalu  kembali murung . Ia menghela nafas berat , menatapku sejenak lalu katanya setengah berbisik , “  Ada yang membuatku takut.....”
Kulihat kegamangan di matanya. Aku menunggu ia meneruskan kata-katanya sambil menawarkan perhatianku ,  berharap ia menerimaku sebagai sahabat . Beberapa saat aku mulai memahami bahwa ia tak bisa membantu  dirinya karena tak tahu apa  penyebab kebingungan yang melandanya. Hmm, bismilah, aku akan membantu mengusir halusinasi itu.
“Ke sinilah, berikan tanganmu padaku.”
Ia lantas mengangsurkan dua tangannya.
“Sekarang pejamkan matamu.”
Ia pun menurut.
Lalu kukatakan padanya, “Ada seseorang yang mencarimu memang. Ia bertemu denganku tadi. Aku tawarkan untuk mengantarkan padamu tetapi ia tak mau. Ia malu bertemu denganmu karena   penampilannya acak-acakan dan merasa tak pantas bertemu denganmu.   Ia lantas  menghilang dan tak kembali.  Sekarang buka matamu.   Lihatlah , ia tak ada di sini , Ia sudah pergi jauh”
“ benarkah ia sudah pergi jauh?”
“percayalah padaku, mana mungkin ia berani menemui wanita secantik kamu dengan keadaan yang mengenaskan .”
Ia perlahan membuka mata. Mengedarkan seluruh pandangan dan  akhirnya senyumnya mengembang.
Kulepaskan tangannya dan kupersilahkan untuk pergi mencari udara segar di luar. Sebelum berlari menuju kebun di belakang aku sempat bertanya, “siapa namamu nona? “
“panggil saja aku Putri Cemas .”
Ia pergi,  lalu aku menemukan diriku terasa   bebas.    Melangkah seringan kapas , menyongsong apapun yang akan terjadi  esok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample Text