Seorang pemuda bersepeda menyusuri ngarai di lembah terpencil di kawasan Utah. Langit biru, burung
– burung beterbangan di angkasa. Batu – batu besar menghiasai lembah . Begitu
sunyi namun menantang untuk dijelajahi. Kiranya hal itu yang membuat pemuda ini
meletakkan sepedanya di mulut lembah lalu berjalan kaki menyusuri perut lembah .Ia makin yakin hanya
sendiri kala berpuluh langkah ia tak menemukan seorangpun.
Aron, nama pendaki itu, bertemu dua gadis manis yang kebetulan iseng mampir ke sana. Merekapun berkenalan dan mulai akrab. Sebuah ceruk kecil mereka temukan. Di dalamnya
terdapat kolam yang tersembunyi dengan
airnya yang dingin segar. Kebersamaan mereka berakhir kala keduanya pulang dan Aron meneruskan
petualangan kecilnya.
Ditemani sebuah kamera dan sebotol minuman Aron menyibak sunyinya lembah . Setiap celah ia datangi dengan kekaguman. Ia sama sekali tak menyangka sebuah batu yang cukup besar telah mengintainya. Kala ia berada di celah sempit , batu itu jatuh menghimpit tangannya hingga tak bisa ia tarik . Ia hanya bisa berdiam diri di posisi yang sama selama 5 hari, sekitar 127 jam . Selama itu ia menceritakan perasaanya pada kamera yang setia mendengarkannya. Ia ingat ayah, ibunya , saudara , teman – temannya. Bahkan ingat pada kedua gadis yang baru dikenalnya. Ia kenang dengan perasaan hancur menyadari tak seorangpun di lembah ini yang ia harapkan dapat menolonnya. Meski begitu ia tak putus asa. Segala upaya ia kerahkan . Akhirnya di hari kelima, usahanya berhasil. Beruntung pula ia bertemu dengan beberapa orang yang segera membawanya ke rumah sakit.
Dari video diary Aron itu, pada tahun 2004 dibuatlah sebuah buku yang berjudul “between a rock and hand place. Lalu di tahun 2010 difilmkan dalam judul 127 hours.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar