Makin ramai dunia makin ramai pula dunia hutang menghutang.
Lihat saja iklan pinjaman yang kian berani. “ Hanya dengan modal hp dan KTP
kamu sudah bisa melakukan pinjaman online, “ begitu bunyi iklan pinjol.
Generasi sekarang makin gampang berhutang karena
begitu mudahnya persyaratan. Hanya dengan mengirim foto atau scan KTP lalu
mengklik aplikasi pinjol, dana langsung mengalir
ke rekening peminjam. Menggiurkan sekali bagi anak muda sekarang yang memang
suka hal yang serba cepat.
Tapi di belakang hari,
penagih yang bahasa halusnya DC sudah siap menggeretak dengan kata-kata pedas di chat WhattApps.
Orang yang tak biasa dibentak dengan kata-kata kasar pasti terkulai lemas.
Itulah dunai pinjol yang menjamur di dunia maya.
Telaah tadi cukup wajar karena memang dari sisi psikologis orang yang berhutang terlalu banyak akan membebani pikiran. Langkahnya jadi tak mantap. Raut mukanya menjadi kurang cerah. Bagaimanapun hutang adalah beban. Yang membebani hati sehingga tak merdeka. Meski bermobil mewah dan berbaju indah, tetapi jika yang memakai jiwanya tak merdeka apalah artinya. Lebih indah memakai baju biasa dan berkendara sepeda motor tapi jiwa merdeka dari tekanan hutang.
Beban psikologis bagi kita yang berprofesi sebagai guru
cukup menganggu pekerjaan. Sebab guru idealnya tampil dengan jiwa merdeka yang
terpancar dalam wajah cerah. Apa kata dunia jika seorang guru hadir di kelas
dengan wajah kuyu. Siswa mana yang tertarik untuk belajar lebih lanjut jika
melihat wajah gurunya saja sudah membuatnya lesu.
Artinya, guru yang tidak punya tekanan hutang lebih berbahagia daripada yang punya hutang. Langkahnya lebih ringan dan tawanya lebih lepas. Saya pernah menjumpai seorang guru yang karena begitu tekanan hutang maka ia harus pontang panting mencari obyekan di luar mengajar untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya waktunya lebih banyak habis di tempat obyekan. Padahal menjadi guru tentulah harus siap menjadi pembelajar. Mengupdate pengetahuan untuk didiskusikan dengan para siswa agar tak ketinggalan informasi, mencari metode yang tepat untuk siswa yang berbeda karakter dan lain lain . Itu semua membutuhkan waktu yang cukup dan jiwa yang riang.
Punya hutang bukanlah aib, tetapi berhutang tanpa memperhatikan kemampuan kita untuk membayarnya sehingga menganggu penampilan kita di kelas, akan menjadi aib bagi profesi guru yang mulia.
Sepakat. semoga para guru dibebaskan dari urusan piutang lebih dimudahkan jalan ..kalo kata pak Dail banyakin sodakoh
BalasHapusPertamax. Terimakasih kasih Ibu Ovi kunjungannya. aamiin moga kita dimudahkan mencari rezeki .
Hapus