Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

BEKERJALAH DENGAN SEPENUH HATI

  Hidup akan terasa indah dan bermakna   jika kita dapat menghasilkan karya. Seorang ibu yang berhasil memasak enak hingga anaknya merindukan masakannya ia akan merasakan makna dalam hidupnya. Seorang penulis yang baru saja selesai menerbitkan sebuah   buku akan berpendarlah rasa bahagia dalam hatinya. Seorang petani yang melihat padi menguning dalam hatinya berbuncah rasa syukur. Hasil dari suatu usaha selalu menimbulkan rasa bermakna. Karena itu memasak yang menghasilkan hidangan menjadi sangat menyenangkan bagi seorang koki, menulis menjadi kegiatan penuh makna bagi seorang penulis dan tentu saja mengajar menjadi hal yang menggairahkan   bagi seorang guru.     Jika ada guru yang kurang bergairah dalam mengajar kemungkinan besar ia belum klik dengan profesinya. Kita maklum banyak guru di negeri kita ini yang berasal dari lemparan nasib, misal inginnya   menjadi manajer tetapi karena tidak kesampaian maka ia menjadi guru. Ada yang   bercit...

AWET MUDA BERSAMA SISWA

Gambar
    Bila engkau tersenyum semua orang tersenyum bersamamu.   Pagi cerah, secerah senyum Ibu Aini menyambut para siswa di pintu gerbang sekolah. Anak-anak menjabat tangan takzim sambil menunduk hormat. Doa-doa meretas dari   hati Ibu Guru yang cantik ini, setiap kali ia menjabat tangan siswanya,   semoga pemilik tangan itu menjadi anak yang sukses di dunia dan akherat.   Senyum, hiasan termanis wajah   yang membuat awet muda.    Dalam senyum ada kebahagiaan, harapan dan optimisme yang memendarkan cahaya   kegembiraan pada siapa saja yang memandangnya. Misteri senyum telah membuat para pakar mengartikan berbagai macam senyum yang menghiasi wajah, dan tentu senyum tuluslah yang paling kuat menarik kita dalam kebahagiaan. Senyum memliki keunggulan dibandingkan dengan ekspresi wajah masam . karena otak manusia lebih menyukai wajah yang bahagia. Wajah bahagia lebih cepat dikenali oleh neuron dibandingkan wajah lain, begitu para ahli...

HAL – HAL YANG TAK TERKENDALI

  Pagi datang, Pak Edi menata tas kerjanya. Ia masukkan buku   rencana pembelajaran hari ini . Usai berbenah ia mengeluarkan sepeda motor dari garasi, tak disangka bannya bocor. Betapa sebal hatinya. Ia memanggil anaknya   sulungnya   yang kemarin sore membawa sepada motor itu.  “ Kemana saja kamu kemarin sampai tak tahu kalau bannya bocor seperti. Kalau mau pakai itu dikontrol dulu, jangan dibiarkan lapar . Ini akibatnya !”  Sang anak hanya menanggapi dengan wajah datar. “ Mana tahu akan bocor begitu, pagi-pagi dah marah-marah “ runtuknya dalam hati.  Selanjutnya tampak wajah masam keduanya. Sang bapak  membawa sepeda itu ke ujung gang mangkal tambal ban sedangkan  si anak yang terlanjur dimarahi menghilang begitu saja ke sekolah tanpa pamit. Jadilah Pak Edi  sendiri yang menuntun sepeda ke tambal ban , lalu dijemput istrinya yang sudah siap mengantar si bungsu sekolah dengan sepeda rumah.    Maka rute pagi ia jalani, ke tamba...

HARGA DIRI

  Saya membaca semangat Ki Hajar Dewantara dalam membentuk pendidikan di Taman Siswa. Salah satu sebab timbulnya semangat itu demi memperjuangkang harga diri bangsa Indonesia. Pada saat itu dalam rangka   politik etis, Belanda memberikan “balas budi” berupa pendidikan pada putra putri Indonesia. Mereka diberikan kesempatan untuk bersekolah di sekolah yang didirikan Belanda, dengan sebutan kaum Inlander. Anak–anak Inlander dididik berdasarkan kepentingan Belanda. Mereka dipersiapkan agar bisa menjadi “pembantu” Belanda yang taat dan tak   banyak membantah. Inilah pendidikan yang mengekang kebebasan, beraromakan penjajahan. Lambat laut   rasa cinta tanah air kian surut. Bahkan ada yang sudah   lenyap berganti dengan ketaatan pada bangsa   penjajah.   Melihat semua itu Ki Hajar merasa sedih. Ia berniat mengembalikan para Inlander kepada pendidikan yang memberikan harga diri dan   kemerdekaan. Merdeka bercita-cita, merdeka dalam menempuh pendidika...

RELAKSASI

    Jam terakhir memang menguras tenaga.   Cuaca cukup panas di dalam kelas. Para siswa berisik karena mungkin sudah bosan mengikuti pelajaran dari pagi. Ditambah beberapa siswa istimewa berlarian ke sana kemari membuat semakin gaduh suasana. Begitu saya masuk suasana sedikit reda. Namun selang beberapa menit saat saya memulai pembahasan materi anak-anak sebagian sudah mulai menguap. Yang tadi berisik kembali mulai lagi.   Kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pembelajarn yang kurang kondusif seperti yang saya alami ?   Bagaimana kalau kita mengajak mereka untuk melakukan relaksasi ? Ya, relaksasi mungkin   adalah pelajaran baru bagi dunia pendidikan formal di Indonesia. Saya menemukan pembelajaran relaksasi   pada Buku Panduan Guru tentang Pembelajaran Kecakapan Hidup untuk para siswa SMP dan SMA . Buku ini   dalah hasil kerjasama antara   UNICEF Indonesia  dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, diterbi...

TERAPKAN ILMU

    Ngelmu iku Kalakone kanthi laku Lekase lawan kas Tegese kan nyantosani Setya budya pangekese dur angkara ( Serat Wedhatama).   ( Ilmu itu diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan, dimulai dengan kemauan, artinya kemauan membangun kesejahteraan masyarakat, kesadaran diri dengan menaklukan semua bentuk keangkaramurkaan).     Banyak sekali nilai- nilai dari kebudayaan Jawa yang dapat kita jadikan pedoman untuk memperkaya batin kita. Salah satu nilai luhur adalah isi dari Serat Wedahatama yang dikarang oleh KGPH Mangkunegara IV   yang saya kutip di atas. Wedhatama sendiri berasal dari kata Wedha yang artinya kitab dan Tama yang artinya utama. Jadi kitab Wedhatama berisi pengetahuan yang utama.   Mari kita kupas serat ini melalui  pandangan seorang guru.   Ilmu itu didapat dengan cara belajar secara bertahap. Dalam   belajar begitu banyak yang harus kita berikan ; waktu, tenaga, biaya dan juga p...

BELAJAR SEPANJANG HAYAT

Gambar
    Suatu saat seorang teman lama mengirimkan buku yang covernya menghiasi halaman ini ke rumah. Teman kala di Madrasah Aliyah.   Satu atap tapi beda jurusan. Meski begitu saya tak mengenal secara pribadi kala itu. Syukurlah beberapa tahun ini kami bertemu di dunia maya dan beliau mengirimkan buku karyanya melalui kurir.     Bangga mempunyai teman yang begitu piawai dan produktif. Buku itu adalah kumpulan tulisan- tulisannya di berbagai media masaa yang kebanyakan adalah media cetak di Klaimantan Timur. Ya, teman saya sekarang bekerja di Balai Bahasa Provinsi Kalimanaan Barat.   Saya baca Biodata Penulis di halaman paling belakang. Di sana saya temukan   kemewahan dalam perjalanan karir dan pendikan beliau   sehubungan dunia kepenulisan. Begitu runtut, begitu urut dan begitu saling terkait erat perjalanan dari jenjang pendidikan yang satu ke satunya. Tahun demi tahun karir di dunia kepenulisan itu terbentuk hingga kini beliau mantap ...

BERPACU DENGAN WAKTU

  Ibu Ajeng   masuk kelas sambil membawa toples kaca yang lumayan besar di tangan kanannya sedang tangan kirinya tertenteng kantung plastik. Ketika dibongkar   tampaklah isinya; ada batu-batu yang cukup besar, kerikil, pasir dan air.   Bu Ajeng mengakat toples      agar para siswa bisa melihat, “Ini toples masih kosong ya anak-anak, kita akan mengisinya sampai penuh. “   Ia lalu mengisi toples itu dengan batu besar sampai penuh, lalu menanyakan pada anak-anak, “ Apakah toples ini sudah penuh? “ . “ Iya Bu, sudah penuh dengan batu besar.” Ibu Guru itu kembali mengisi toples dengan kerikil lalu mengguncangnya sehingga kerikil itu memasuki celah-celah diantara batu-batu besar. Kembali ia bertanya, “ Apakah sekarang sudah penuh? “ Anak-anak menjawab sambil tersipu, “ Iya, lebih penuh.” Ibu Guru menurunkan toples dan mengisinya lagi. Kali ini ia mengambil pasir lalu menuangkan  dalam mulut toples sampai semua pasir mengisi sisa ruang d...