Social Icons

Pages

Minggu, 12 Juni 2022

TERAPKAN ILMU

 

 

Ngelmu iku

Kalakone kanthi laku

Lekase lawan kas

Tegese kan nyantosani

Setya budya pangekese dur angkara

( Serat Wedhatama).

 

( Ilmu itu diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan, dimulai dengan kemauan, artinya kemauan membangun kesejahteraan masyarakat, kesadaran diri dengan menaklukan semua bentuk keangkaramurkaan).

 

 

Banyak sekali nilai- nilai dari kebudayaan Jawa yang dapat kita jadikan pedoman untuk memperkaya batin kita. Salah satu nilai luhur adalah isi dari Serat Wedahatama yang dikarang oleh KGPH Mangkunegara IV  yang saya kutip di atas. Wedhatama sendiri berasal dari kata Wedha yang artinya kitab dan Tama yang artinya utama. Jadi kitab Wedhatama berisi pengetahuan yang utama.

 

Mari kita kupas serat ini melalui  pandangan seorang guru.

 

Ilmu itu didapat dengan cara belajar secara bertahap. Dalam  belajar begitu banyak yang harus kita berikan ; waktu, tenaga, biaya dan juga pikiran. Untuk memperoleh ilmu seorang pencari ilmu harus siap mengurbankan semua itu.  Jalan panjang  dalam menunutut ilmu memang harus dilalui seorang pembelajar dengan penuh keuletan dan kesabaran. Perjuangan itulah yang dimaksud dengan laku.

 Tanpa laku maka ilmu tak akan didapat ( kelakon) atau dimiliki oleh sang pencari.

 

            Ada laku yang hanya sekedar membuka google atau membuka buku, ada juga laku yang ditempuh dengan mencari seorang guru atau masuk ke lembaga pendidikan. Kini pintu-pintu ilmu terbuka luas. Siapapun yang punya kemauan untuk menuntut ilmu bisa mengakses dari pintu-pintu tersebut di dunia internet. Dan siapapun bisa menyampaikan  ilmunya melalui internet. Guru, adalah seorang yang dipercaya tahu tentang sekeping ilmu. Alangkah baiknya jika kemauan untuk menuntut ilmu itu tetap ada sepanjang hayat.  Sangat beruntung kita hidup di jaman ini, dimana pintu ilmu terbuka begitu luas. Sebaliknya sangat memprihatinkan jika sampai ada guru yang masih malas memperdalam ilmunya padahal segala sarana tersedia dengan mudah.

.

 

Ilmu bisa bermanfaat ( kelakon)  bila dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.  Orang yang berilmu tetapi enggan mengaplikasikan  ilmunya dalam kehidupan seperti pohon yang rimbun daunnya tetapi tidak mampu menghasilkan buah.

 

Guru yang setiap hari mengajarkan ilmunya dan memperdalam ilmunya secara langsung akan menambah kualitas dan kuantitas ilmu yang dimilikinya. Setiapkali  mengajar  merupakan  peluang  kita untuk mendiskusikan berbagai ilmu dengan para siswa sehingga dari mereka akan timbul pertanyaan yang merangsang kita untuk mencari jawaban. Dari sinilah kita kembali belajar dan mengasah pemikiran. Dari diskusi itu juga mungkin saja timbul pemahaman yang berbeda-beda berdasarkan pengetahuan dan kondisi siswa. Dengan begitu timbulah kebijaksanaan kita dalam menyikapi sebuah pengetahuan.

 

            Diawali dengan kemauan keras untuk mewujudkan masyarakat yang kuat sentosa ( lekase lawan kas) seorang yang berilmu akan bergerak mengaplikasikan ilmunya agar berguna  di masyakarat. Sesuai dengan arti pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, “ Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak selaras dengan alam dan masyarakat.”

 

Alangkah bahagianya  kalau kita dapat mengantarkan generasi hingga mereka dapat hidup selaras dengan masyarakat. Syukur-syukur dapat menghidupkan masyarakat,  menjadi manusia yang dinanti-nantikan kehadirannya di sana.

 

Pada saat kita mencari ilmu hendaklah diiringi dengan pengendalian terhafap hawa nafsu. Pengetahuan kita yang tinggi idealnya diiringi juga dengan budi pekerti yang baik. Seorang yang ilmunya sedikit jika ia berbuat jahat maka dampaknya hanya terbatas. Namun orang berilmu banyak  jika ia berbuat keburukan maka dampak yang ditimbulkan sangat luas. Sebab dengan ilmunya ia dapat berbuat lebih "lihai" dibandingkan orang yang sedikit ilmunya. Siapa yang dapat mengendalikan perbuatan seperti itu, tak lain adalah dirinya sendiri.  

 

 naskah_ke_16

tantangan_menulis_70_hari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2 komentar:

  1. Panjenengan manusia pembelajaran yang luar biasa. Ayo perbanyak jam terbang menulis dan membaca. Jadilah pegiat Literasi sejati

    BalasHapus
  2. Hehe.. terimakasih Ibu, Bu Astuti lah memberikan inspirasi untuk belajar tanpa henti

    BalasHapus

 

Sample Text