Pagi datang, Pak Edi menata tas kerjanya. Ia masukkan buku rencana pembelajaran hari ini . Usai berbenah ia mengeluarkan sepeda motor dari garasi, tak disangka bannya bocor. Betapa sebal hatinya. Ia memanggil anaknya sulungnya yang kemarin sore membawa sepada motor itu.
“ Kemana saja kamu kemarin sampai tak tahu kalau bannya bocor seperti. Kalau mau pakai itu dikontrol dulu, jangan dibiarkan lapar . Ini akibatnya !”
Sang anak hanya menanggapi dengan wajah datar. “ Mana tahu akan bocor begitu, pagi-pagi dah marah-marah “ runtuknya dalam hati.
Selanjutnya tampak wajah masam keduanya. Sang bapak membawa sepeda itu ke ujung gang mangkal tambal ban sedangkan si anak yang terlanjur dimarahi menghilang begitu saja ke sekolah tanpa
pamit. Jadilah Pak Edi sendiri yang menuntun sepeda ke tambal ban , lalu dijemput istrinya
yang sudah siap mengantar si bungsu sekolah dengan sepeda rumah. Maka rute pagi ia jalani, ke tambal ban , mengantar bungsu ke sekolah, baru
ia bisa berangkat ke tempat kerja. Jam menunjukkan pukul 08.00 kala wajah masam
Pak Kepala menyambutnya. “ Tadi saya gantikan tugas bapak untuk menjadi pembina
upacara pagi, ‘kata pak Kepala dengan wajah tak bersahabat.
Pernahkah Anda mengalami hal tersebut? Tak semua hal
dalam hidup ini yang bisa kita kendalikan. Bahkan lebih banyak hal tidak bisa kita kendalikan. Lihatlah, mulai lahir
kita tak bisa memilih lahir di keluarga siapa, di negara mana, apa bahasa kita,
siapa jodoh kita dan kapan kita meninggal . Semua di luar kendali. Pun untuk
hal-hal yang kecil-kecil seperti ilustrasi di atas.
Kebocoran ban sepeda motor yang dialami Pak Edi terjadi begitu saja saat ia mengejar waktu untuk bekerja. Siapa yang tahu akan bocor sepagi itu. Meski misalnya anak sulungnya sudah begitu teliti mengontrol, siapa yang bisa menjamin semua akan baik-baik saja. Jadi memarahi si sulung bukanlah tindakan solutif, malah waktu terbuang percuma. Misalnya Pak Edi menyadari sejak awal , bersikap sabar menerima bannya yang bocor dengan lapang dada, lalu tidak marah pada anaknya maka kemungkianan si sulung akan membantu Pak Edi menuntun sepeda ke tambal ban sementara itu Pak Edi bisa menghemat waktu. Itu jika ia bisa berfikir jernih ; anaknya mungkin abai atau mungkin juga dirinya, tak sempat memompa ban sampai penuh sehingga ban mudah tertusuk benda tajam di jalan. Cukuplah ia minta tolong si sulung, justeru si sulung akan menyadari kalau ia bersalah dan berusaha bertanggung jawab dengan membawa sepeda itu ke tambal ban. Kemudian yang terjadi tentu lebih menyamankan , Pak Edi dapat datang ke tempat kerja lebih awal dengan wajah lebih cerah. Begitulah jika segera mengendalikan moodnya tetap stabil begitu mengetahui bannya bocor.
“ Sesungguhnya kesabaran (
yang hakiki) adalah pada saat pukulan pertama.” HR. Bukhari, no.1203 dan
muslim, no 1535)
Putuskanlah rantai kemarahan pada tidik awal peristiwa
itu terjadi. Sabar yang sejati berada
pada kondisi yang pertama saat
mendapatkan pukulan, begitu ajaran agama. Jika sabar pada pukulan awal
ini berhasil kita lalui maka rentetan
aktivitas berikutnya akan beratmosferkan kesabaran , tanpa terkontaminasi
kemarahan. Alangkah indahnya bila kita bisa menjalani aktivitas dengan penuh
riang. Mood baik akan menarik mood baik dari orang di sekeliling kita.
Perkataan yang optimis akan menarik orang-orang yang optimis di sekeliling
kita. Begitu pula sebaliknya, kemarahan akan menarik orang lain untuk bersikap
serupa.
“Kita tidak bisa
mengubah keadaan yang sudah terjadi tetapi kita bisa mengubah reaksi kala
menghadapi situasi tersebut untuk
membuat kita tak terganggu.”
Manusia memang
perencana yang baik, tetapi
rencana itu sejatinya berada dalam lingkup rencana besar Allah. Kita tak dapat
mengetahuinya sebelum terjadi di depan mata.
Bahkan bayang-bayang pun akan tunduk dengan sukarela ataupun
terpaksa dengan gerak rencana Allah. Yang kita rasakan pasti sebal, sedih
ataupun galau kala pukulan pertama datang. Tetapi semua tak berguna untuk
mengubah keadaan. Jadi ya, baiknya ikuti alur kehidupan yang sering tak
terkendali ini dan sabarlah.
.
Semangat Bu Rohati, membuat karya yang menginspirasi 💪😍
BalasHapus