Social Icons

Pages

Selasa, 21 Juni 2022

HAL – HAL YANG TAK TERKENDALI

 

Pagi datang, Pak Edi menata tas kerjanya. Ia masukkan buku  rencana pembelajaran hari ini . Usai berbenah ia mengeluarkan sepeda motor dari garasi, tak disangka bannya bocor. Betapa sebal hatinya. Ia memanggil anaknya  sulungnya  yang kemarin sore membawa sepada motor itu. 

“ Kemana saja kamu kemarin sampai tak tahu kalau bannya bocor seperti. Kalau mau pakai itu dikontrol dulu, jangan dibiarkan lapar . Ini akibatnya !” 

Sang anak hanya menanggapi dengan wajah datar. “ Mana tahu akan bocor begitu, pagi-pagi dah marah-marah “ runtuknya dalam hati. 

Selanjutnya tampak wajah masam keduanya. Sang bapak  membawa sepeda itu ke ujung gang mangkal tambal ban sedangkan  si anak yang terlanjur dimarahi menghilang begitu saja ke sekolah tanpa pamit. Jadilah Pak Edi  sendiri yang menuntun sepeda ke tambal ban , lalu dijemput istrinya yang sudah siap mengantar si bungsu sekolah dengan sepeda rumah.  Maka rute pagi ia jalani, ke tambal ban , mengantar bungsu ke sekolah, baru ia bisa berangkat ke tempat kerja. Jam menunjukkan pukul 08.00 kala wajah masam Pak Kepala menyambutnya. “ Tadi saya gantikan tugas bapak untuk menjadi pembina upacara pagi, ‘kata pak Kepala dengan wajah tak bersahabat.

 

Pernahkah Anda mengalami hal tersebut? Tak semua hal dalam hidup ini yang bisa kita kendalikan. Bahkan lebih banyak hal tidak  bisa kita kendalikan. Lihatlah, mulai lahir kita tak bisa memilih lahir di keluarga siapa, di negara mana, apa bahasa kita, siapa jodoh kita dan kapan kita meninggal . Semua di luar kendali. Pun untuk hal-hal yang kecil-kecil seperti ilustrasi di atas.

 

Kebocoran ban sepeda motor yang dialami Pak Edi terjadi begitu saja saat ia mengejar  waktu untuk bekerja. Siapa yang tahu akan bocor sepagi itu. Meski misalnya anak sulungnya sudah begitu teliti mengontrol, siapa yang bisa menjamin semua akan baik-baik saja. Jadi memarahi si sulung bukanlah tindakan solutif, malah  waktu terbuang percuma. Misalnya Pak Edi menyadari sejak awal , bersikap sabar menerima bannya yang bocor dengan lapang dada, lalu tidak marah pada anaknya maka kemungkianan  si sulung akan membantu Pak Edi menuntun sepeda ke tambal ban  sementara itu Pak Edi bisa menghemat waktu. Itu jika ia  bisa berfikir jernih ;  anaknya mungkin abai atau  mungkin juga dirinya,   tak sempat memompa ban sampai penuh sehingga ban mudah tertusuk benda tajam di jalan. Cukuplah  ia minta tolong si sulung, justeru si sulung akan  menyadari kalau ia bersalah dan berusaha bertanggung jawab dengan membawa sepeda itu ke tambal ban. Kemudian yang terjadi tentu lebih menyamankan ,  Pak Edi dapat  datang ke tempat kerja lebih awal   dengan wajah lebih cerah. Begitulah jika  segera mengendalikan  moodnya tetap stabil begitu mengetahui  bannya bocor.

 

Sesungguhnya kesabaran ( yang hakiki) adalah pada saat pukulan pertama.” HR. Bukhari, no.1203 dan muslim, no 1535)

 

Putuskanlah rantai kemarahan pada tidik awal peristiwa itu terjadi. Sabar yang sejati  berada pada kondisi yang pertama saat  mendapatkan pukulan, begitu ajaran agama. Jika sabar pada pukulan awal ini berhasil  kita lalui maka rentetan aktivitas berikutnya akan beratmosferkan kesabaran , tanpa terkontaminasi kemarahan. Alangkah indahnya bila kita bisa menjalani aktivitas dengan penuh riang. Mood baik akan menarik mood baik dari orang di sekeliling kita. Perkataan yang optimis akan menarik orang-orang yang optimis di sekeliling kita. Begitu pula sebaliknya, kemarahan akan menarik orang lain untuk bersikap serupa.

 

“Kita tidak bisa mengubah keadaan yang sudah terjadi tetapi kita bisa mengubah reaksi kala menghadapi situasi tersebut untuk  membuat kita tak terganggu.”

 

 

Manusia memang  perencana yang baik, tetapi  rencana itu sejatinya berada dalam lingkup  rencana besar Allah. Kita tak dapat mengetahuinya sebelum terjadi di depan mata.

Bahkan bayang-bayang pun akan tunduk dengan sukarela ataupun terpaksa dengan gerak rencana Allah. Yang kita rasakan pasti sebal, sedih ataupun galau kala pukulan pertama datang. Tetapi semua tak berguna untuk mengubah keadaan. Jadi ya, baiknya ikuti alur kehidupan yang sering tak terkendali ini dan sabarlah.

.

 naskah_ke_19

tantangan_menulis_70_hari

 

 

 

1 komentar:

  1. Semangat Bu Rohati, membuat karya yang menginspirasi 💪😍

    BalasHapus

 

Sample Text