“Senyum ya mbak , kalau direcoki orang yang tak tahu maksud baik kita senyum saja tidak usah dibalas . Cukup senyum saja , kalau ada rasa dongkol adukan dalam doa ,” pesan ibu Hajjah ketika kami berkunjung ke rumahnya .Sebelumnya ia memaparkan pengalammnya selama di tanah suci beberapa hari yang lalu . “ Di sana selalu ada saja yang ngasih saya sedekah berupa buah buahan atau macam-macam makanan padahal saya tidak kenal mereka. Di sana rasanya seneng , adem , tentram.”
Lain waktu seorang bapak Haji yang sehari hari penampilannya sederhana itu bercerita , ” Tiba- tiba saya tak merasakan apa apa . Lupa nama , lupa keluarga saya dan saya ini rumahnya di mana ...Perlahan pesawat mendarat dan saya mulai ingat lagi semuanya . Lalu saya raba bagian kaki yang cedera . Tidak terasa sakit lagi ! “
Ia tersenyum penuh syukur mengingat kejadian itu , lalu melanjutkan tuturnya , “ Saya sembuh total setelah beberapa minggu harus kontrol ke dokter akibat kecelakaan beberapa tahun lalu. Kala motor itu menabrak motor saya , saya terlempar . Pengendaranya buru- buru menghampiri dan minta maaf . Saya memilih damai dan tak minta ganti rugi apapun . Iklas , ini pasti sudah ketentuanNya bahwa hari itu saya harus jatuh . Habis itu saya pulang , cedera kaki hanya saya kasih balsem. Tidak tahunya , selang setahun cedera ini menjadi serius dan mengganggu aktivitas sehari hari . Sampai menjelang berangkat ke tanah suci pun belum pulih, makanya istri saya cemas jangan - jangan saya tak bisa jalan jauh nantinya .”
Di kelas saya kisahkan kepada siswa , pengalaman naik haji seorang seniman bernama ******** yang dituang dalam buku memoar . Diceritakan bahwa ketika ia di sana tak bisa merasakan nikmatnya minuman . Soalnya semua minuman berasa minuman keras di lidahnya . Air putih, sari buah , teh ataupun kopi tak ada bedanya . .Ia ketakutan dan tak henti -henti beristigfar . Ia ingat benar bahwa sebagaian waktunya ketika di Indonesia ia habiskan dengan mabuk . Akhirnya dalam perjalanan pulang ke Indonesia barulah air putih yang ia minum terasa sebagai air putih . Sang maestro itu menangis haru dan berjanji akan menjauhi miras.
Tanah haram adalah tanah balasan . Siapa yang menanam bakal menuai . Meski berkalang jarak dan bertabir waktu pasti akan mendapatkan imbalan juga. Sebab Allah tak pernah tidur . Dialah Yang Maha teliti .