Social Icons

Pages

Minggu, 05 Juni 2022

BEREBUT PAGI

 

Lihatlah kala pagi hari, semua sibuk mempersiapkan diri. Jam jam weker atau alarm di gawai berdering-dering. Semua orang  cepat-cepat bangun pagi. Matahari berseri, menyapa embun yang menunggunya dari tadi malam. Konon embun adalah pertanda malaikat sedang membagi-bagi rezeki. Ibadah subuh sudah diteggakkan  sejak  adzan berkumbandang di dini hari yang gelap tadi, usai ayam jantan berkokok sahut menyahut. Ibu – ibu sibuk di dapur menyiapkan makan pagi, para bapak mengontrol kendaraan yang akan dipakai mengantar putra putri mereka. Para siswa sibuk menata jadwal.  Sedangkan  bapak ibu Guru bersiap –siap pula ke sekolah, mengabdi untuk negeri, menyiapkan  generasi.

 

Suatu saat Rasululloh mendapati putrinya yang bernama Fatimah belum bangun, maka beliau berkata.” Wahai anakku, bangunlah. Saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai, karena Allah memberi rezeki kepada hambaNYa antara terbit fajar dengan terbit matahari. ( HR. Imam Ahmad dan Al Baihaqi).

 

Syarat pertama menjadi guru harus bisa bangun pagi secara rutin. Bila kita sudah bisa melakukannya, syukurlah. Jadikan  kebisaan kita ini sebagai pemantik semangat  sepanjang hari. Pagi hari, kala embun masih bertaut  di daun-daun adalah saat yang paling mustajab untuk berdoa. Memohon kepada Tuhan agar semua yang kita jalankan selama satu hari nanti mendapakan keberkahan. Para ahli syaraf telah mengatakan bahwa pada saat pagi otak cenderung waspada dan siap untuk diajak beraktivitas. Siswa siap belajar, guru siap memulai proses mengajarnya dengan keadaan segar.

 

Lihatlah, agama apapun mempunyai doa yang dibaca kusus di waktu pagi. Dalam doa itu kita memohon keberkahan  rezeki yang dibagikan pada waktu pagi hari. Alangkah baiknya  jika doa yang sudah rutin kita ucapkan itu benar-benar merasuk ke dalam hati. Doa yang merasuk dalam hati membentuk niat yang tertancap kuat. Apakah kita menyadari bagaimana seseorang yang akan berpuasa diwajibkan niat pada malam harinya sebelum fajar menyingsing? Puasa adalah ibadah yang memerlukan kesiapan tubuh dan hati. Pasti tak akan terlaksana sempurna jika hati belum kuat dan tubuh belum siap. Nah, niat mengkompakkan  seluruh bagian tubuh kita untuk berkata  “ya,” pada puasa. Begitu pula doa yang kita panjatkan pagi hari, penuh kata-kata optimis yang akan menjadi niat kuat sepanjang hari. Jika hati telah bertekad maka tubuh akan mendukung sepenuhnya.

 

Mari amati embun yang siap menemani daun-daun untuk memulai berfotosintesis, menyiapkan energi untuk daun, batang dan pokok pohon. Lihat burung-burung yang bersiap siap terbang dengan perut kosong dan kembali nanti dengan perut kenyang. Saksikan matahari, sumber energi raksasa yang siap memasok panas dan sinarnya pada bumi. Panasnya menghangat kala pagi, mengeringkan kala siang dan memberikan rasa damai kala senja hari. Sinarnya mengandung berbagai manfaat bagi tubuh manusia . Pun bagi hewan dan tumbuhan. Dengan matahari semua merasa terberi. Sinar matahari yang menerpa tubuh kita dapat merangsang terbentuknya vitamin D. Juga bisa memicu terbentuknya hormon serotonin yang mengatur suasana hati ( mood) seseorang. Kadar serotonin yang tinggi dapat meningkatkan rasa focus, membangun mental yang positif dan menjaga agar mood tetap baik. Inilah yang dalam hadits di atas disebut dengan “keceriaan.” Bukan hanya itu, sinar matahari pagi juga merangsang tubuh untuk mengeluarkan  endorfin, hormon anti depresi. Endorfin dalam jumlah yang cukup menopang pemiliknya agat tak mudah jatuh dalam kemurungan.

 

Guru adalah profesi yang penuh dengan semangat berbagi. Awali pagi dengan afirmasi berbagi , “ aku akan  berbagi dengan tulus pada siswa dan masyarakat sepanjang hari ini.” Dengan begitu pintu rezeki yang belimpah telah kita buka.

 

Bila kita telah rutin bangun pagi maka kita bagai seorang pelari yang berada di pangkal lintasannya sejak dini.  Ia telah  memanaskan kaki ,  mengatur nafas dan memperkirakan kecepatan larinya. Sebaliknya orang yang tak bangun pagi bagai  pelari  yang datang ketika peluit wasit tinggal satu detik ditiup. Otot-otot kakinya belum ia latih, tubuhnya masih beraroma bantal dan otaknya belum siap untuk memulai aktivitas.

 

 naskah_ke_10

tantangan_menulis_70_hari

 

 

 

6 komentar:

  1. Renyah dan komunikatif...salam literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah dikunjungi ibu guru cerdas dan inovatif. Salam literasi kembali

      Hapus
  2. Alhamdulillah..
    Selalu ku nanti torehan pena Ibu Rohati..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih telah berkunjung Ibu Dwi , hehe

      Hapus
  3. Bu Rohati memang oke dalam.bermain kata .

    BalasHapus

 

Sample Text