Tulisan kali ini adalah kelanjutan
dari postingan yang lalu dengan judul yang sama. Di postingan tersebut saya
mengemukakan tentang saran penyusunan ceklis
untuk mengurangi rasa jemu menghadapi pekerjaan admnistrasi guru yang menggunung.
Upaya tersebut akan saya perjelas di sini. Dalam buku yang
berjudul Pentingnya Sebuah Ceklis, karangan Atur Gawande, saya mendapati cerita menarik
tentang ceklis.
Di
dalam buku tersebut diceritakan keberhasilan para dokter bedah dalam menyelamatkan nyawa pasien. Tentu pekerjaan mengoperasi
pasien adalah pekerjaan yang sangat biasa karena telah merekan jalankan
bertahun-tahun. Karena itu banyak
kesuksesan mereka raih dalam menyelamatkan nyawa pasien.
Tetapi ada saat tertentu ketika membantu pasien yang
tertembak dan pasien gagal jantung. Terjadi
kepanikan yang luar biasa ketika berada di kamar operasi karena sempat pasien itu tidak bernafas.
Memang pada akhirnya dengan gemilang kepanikan itu teratasi, tetapi dari
kejadian itu menyisakan tanda tanya besar, “mengapa itu bisa terjadi .” Setelah
mereka teliti ternyata ada langkah yang terlewat yang luput dari perhatian selama operasi.
Kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh para dokter seahli mereka.
Merekapun mencari cara bagaimana untuk meminimalisir
kesalahan tersebut. Didukung oleh rujukan pada sebuah esai yang ditulis oleh pakar pakar filsafat Samuel Gorovitz dan
Alasdir Maclntyre pada tahun 1971, maka makin lengkaplah pengakuan atas
kelemahan manusia. Dalam esai tersebut
dikemukakan bahwa manusia tak bisa lepas dari “ kekeliruan penting ( nessesary fasibility).
“Kita
tidak tahu tentang segala hal dan tidak berkuasa atas semuanya. Bahkan kendati telah dibantu dengan
teknologi, kekuatan fisik dan mental kita terbatas. Sebagian besar dunia dan
jagat raya - sekarang dan selamanya - akan berada di luar dan kendali kita , “
begitu kalimat dalam buku tersebut.
Gerangan alat apakah yang akhirnya mereka pilih sebagai
pembantu pekerjaan mereka? Ceklis.
Ya, mereka menggunakan ceklis untuk menangani pasien
ketika berada di kamar operasi. Ceklis atau daftar periksa adalah jenis bantuan
pekerjaan yang digunakan untuk mengurangi kegagalan dengan mengkompensasi batas
potensi memori dan perhatian manusia, begitu sumber dari Wikipedia menyebutkan.
Bisa kita bayangkan sebuah operasi yang begitu rumit pasti memuat banyak
prosedur atau langkah-langkah yang serius. Salah satu langkah terabaikan maka
nyawa pasien gagal terselamatkan.
Coba kita simak apa saja yang terdapat dalam sebuah
ceklis. Ada judul pekerjaan yang membuat kita tak gagal focus pada pekerjaan lain sebelum semua tercentang.
Ini sangat perlu mengingat sering kali kita tergoda untuk mengerjakan pekerjaan
yang sama dalam satu waktu.Yang terjadi bukan segera rampung, malah hasilnya tidak maksimal atau tidak rampung dua duanya.
Dalam ceklis terdapat urutan pekerjaan satu persatu. Ini membantu memori manusia
yang sangat terbatas. Kemungkinan terlewat akan bisa kita kendalikan dengan
memperhatikan nomor pernomor dalam ceklis. Inilah dorongan terkuat manusia mereka
membuat ceklis.
Ceklis tak hanya sekali pakai, bahkan kita bisa membuat
ceklis standard tentang pekerjaan tertentu sehingga ceklis ini bisa dipakai lagi oleh siapapun. Untuk guru baru kita tak perlu mengajari terlalu lama, dengan
menyodorkan ceklis biasanya ia bisa
memahami dengan cepat apa yang harus dikerjakan. Kita tinggal menyempurnakan
lagi jika ada perubahan.
Ceklis juga menjadi alat yang bagus untuk mengevaluasi
pekerjaan kita. Misalnya seberapa cepat kita mencapai target, sejauh mana kita
mengalami peningkatan dibandingkan dengan waktu-waktu yang lalu dan evaluasi
lainnya.
#naskah_ke_empat
#tantangan_menulis_70_hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar