Social Icons

Pages

Selasa, 31 Mei 2022

SASTRA MEMBUAT PEKA

 



"Bahar sedang berada di tengah gurun pasir. Terhampar luas. Sejauh mata memandang.
Matahari terik di atas kepala. Itu seperti sebuah halte atau terminal, tempat pemberhentian sementara. Ada banyak orang di sana, hendak melanjutkan perjalanan, melintasi gurun pasir, pergi ke tujuan akhir. Tempat manusia diadili seadil adilnya. Dia menyaksikan , sebagian besar orang-orang mmebawa beban yang sangat berat, karung-karung di pundak, bola-bola besi mengangganduli kaki. Dengan pakaian compang –camping mereka merangkak di atas pasir yang segera membakar kaki. Darah menetes, jerit kesakitan tedengar. Malang sekali nasib mereka."
 
Jika ingin tahu kelanjutan dari potongan cerita ini bacalah novel Janji karya Tere Liye, penulis kenamaan yang selalu menghadirkan novel-novel bergizi sarat makna. Dikisahkan, seorang pemuda bernama  Bahar,  siswa dari sekolah agama.  yang telah membuat kesalahan lalu   memilih   keluar dari sekolah itu. Dalam pengembarannya ia  mengalami berbagai hal yang  membuatnya  dicari-cari oleh gurunya.
 
Dalam mimpi sang guru,  Baharlah yang membawa kereta terbang di tengah gurun pasir yang panas itu. Ia menolong gurunya dari terik matahari dan panggangan gurun pasir.Karena  itulah  Sang Guru terus saja mencari Bahar dan sangat ingin tahu, gerangan amalan baik apa yang telah diperbuat Bahar sehingga ia menaiki kereta terbang yang sangat indah.
 
Cerita, bagi saya semua anak-anak adalah sebuah misteri yang menarik. Pun bagi orang dewasa seperti kita . Sudah menjadi naluri manusia suka terhadap cerita. Bahkan  kitab suci Al Quran  mengambil jenis cerita untuk dijadikan  penyampaian ajaran Islam.  Banyak kisah yang dapat kita petik dari Al Quran seperti kisah para Nabi, orang-orang shalih maupun orang-orang yang  menganiaya diri mereka sendiri.
 
Karya sastra adalah tentang kita, para manusia,  karena itulah membacanya menjadi begitu menarik. Bukankah kita selalu suka membicarakan diri kita sendiri? Meski itu duka atau pun suka, kisah kisah tentang kita tak akan pernah bosan kita dengarkan. Setiap kisah pasti mengandung makna yang berbeda. Hari kita mendengarkan kisah yang sama dengan kemarin, tetapi rasa  yang kita dapatkan dapat saja berbeda.
 
 
Capaian paling sederhana dari membaca karya satra adalah banyaknya kosa kata yang kita punya. Dengan begitu membantu kita untuk berkomunikasi kususnya komunikasi tertulis. Seorang penulis yang mahir pastilah pembaca yang rajin.
 
 Keuntungan berikutnya  adalah bertambahnya daya krativitas kita. Makin beragam cerita  yang kita baca  makin banyak pula sirkuit di otak  kita yang terjalin. Jalinan itulah  yang akan menumbuhkan kreativitas, terhubungnya satu informasi dengan informasi lain lalu terbentuk informasi yang baru.
 
 
Selanjutnya  dengan membaca karya sastra  kita  dapat mengasah kepekaan terhadap berbagai peristiwa di alam ini . Karya sastra memang sebuah fiksi, kisah yang tidak nyata. Namun fiksi pun terbentuk dari penelitian panjang terhadap kehidupan nyata sehari-hari. Dapat kita ringkas bahwa fiksi adalah gambaran dari kenyataan yang ditulis dengan gaya bahasa pengarangnya sendiri. Dengan begitu kita dapat bercermin dan mendapatkan pengalaman dari membaca karya satra.
 
Piknik dengan satra, mengapa tidak ?
 
Sudah banyak destinasi wisata yang kita datangi mungkin. Setiap kita pergi ke sana pastilah memakan biaya transport dan lain lainnya termasuk untuk masuk ke obyek wisata.Lalu barulah kita bisa bersenang senang di sana. Semakin jauh semakin banyak  yang kita keluarkan 
 
Apakah  kita pernah berfikir, bisa berwisata gratis dengan tetap  duduk di kursi? Ya, dengan membaca karta sastra kita bisa mendatangi Amerika, Inggris, India  bahkan kutub utara sana . Lebih dramatis lagi, novel janji yang saya kutib di atas mengajak kita untuk pergi ke padang masyar, tempat perhentian manusia dari alam barzah ke alam akherat.Ajal belum menjemput tetapi  kita sudah berdarmawisata ke sana .
 
 
Jika pembaca novel itu anak-anak generasi berusia belasan tahun, mereka  bahkan mereka bisa mengunjungi tempat-tempat pada dua puluh tahun lalu. Lengkap dengan  orang –orang yang tinggal di sana dan kejadian yang terpampang di depan mata. Mereka bisa berbincang, tertawa dan menikmati suasana tahun 1980an dimana Bahar  menikmati masa mudanya.
 
 naskah_ke_8
 tantangan_ menulis_70_hari
 

 

 

 

 

 



1 komentar:

  1. Analogi tingkat tinggi membutuhkan telaah yang cukup dalam. Terima kasih atas informasinya. Salam literasi

    BalasHapus

 

Sample Text