Hari cerah tetapi dari pagi wajah Bu Susi tampak muram. Teman-temanya tak berani mengobrol dengannya kala jam istirahat. Mereka memilih menjauh dari tempat duduknya. Pasalnya Bu Susi kalau sudah begitu sering salah paham kalau diajak mengobrol.
Mood
atau suasana hati memang mendukung kita dalam bekerja. Tak mungkin dengan mood yang kurang baik akan membawa suasana yang menyenangkan di dalam kelas.
Karena itulah mood seorang guru perlu
dijaga agar agar stabil.
Apa
iya,
begitu repot jadi guru? Mood mood sendiri mengapa diatur-atur buat
bekerja, mungkin itu yang Anda pikirkan.
Sebenarnya
setiap jenis pekerjaan pasti membutuhkan mood
( suasana hati) yang baik agar
tercapai hasil yang diinginkan. Namun karena kondisi suasana hati itu tergambar jelas di wajah dan guru adalah
profesi yang wajahnya selalu tampil di
depan kelas, jadilah guru harus pandai mengatur suasana hati. Seorang penulis
juga membutuhkan mood untuk
menyelasaikan sebuah tulisan. Bahkan untuk menjalani profesinya seorang penulis
bisa kehilangan ide untuk beberapa lama bila moodnya turun. Ia akan susah menghasilkan karya, yang sering
disebut dengan writer’s block. Tetapi penulis
bisa “bersembunyi” di kamar bersama moodnya yang berantakan. Tetapi guru tidak . Paling mentok ia hanya bisa ijin , “ sedang
masuk angin,” pada kepala sekolahnya, hihi.
Saya kadang
mengalami mood buruk yang tak mau diajak mengajar. Kalau sudah begitu saya mundur untuk
menghindari persoalan baru. Saya membuat tugas lalu anak-anak saya ajak untuk
mengerjakan dan kita koreksi bersama. Ini akan mengurangi interaksi saya
dengan siswa yang berarti juga mengurangi kemungkinan benturan. Misalnya, benturan
jika ada siswa yang bertingkah , kondisi
kelas kurang mendukung atau benturan lain yang menimbulkan amarah datang
tiba-tiba. Metode ceramah pun saya rasakan menjadi kurang menarik jika mood
sedang buruk, maka saya ajak anak-anak untuk membuat ringkasan saja lalu saya
beri komentar singkat.
Apa saja yang
membuat mood menurun? Mood turun bisa berasal dari kondisi fisik yang alamiah
seperti menjelang masa haid bagi wanita yang sering disebut premenstrual syndrome. .Pada saat itu
hormon tidak stabil yang memicu kita mudah sedih, ,marah dan tersinggung.
Sedikit saja kita mendapatkan reaksi dari luar maka perasaan mudah melonjak,
terlalu gembira atau terlalu sedih. Mood seperti ini kurang bagus untuk
mengajar. Lha, apa terus libur
mengajarnya? Tentu saja tidak, kita menyikapi dengan memilih metode pengajaran yang tepat seperti yang saya lakukan tersebut.
Kondisi alamiah
lainnya adalah masa-masa menjelang dan sesudah
menopause. Pada saat itu hormon-hormnon dan tubuh mengalami perubahan
dari sebelum menuju masa menopause sehingga mood
tidak stabil . Biasanya masa itu datang ketika seorang wanita berusia
sekitar 50 tahun. Tetapi setelah berlalu
hormon-hormon kembali normal. Bahkan setelah melewati 50 tahun wanita mempunyai
ketenangan yang lebih dalam dan sangat stabil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Faktor penyebab
lain yang bisa menimpa siapa saja adalah depresi. Sebagaimana kita tahu bahwa pukulan yang sangat berat pada batin seseorang
akan berdampak menurunnya mood. Perasan
duka yang mendalam bisa menguras tenaga kita. Maka wajar orang yang sedang
berduka akan merasa enggan untuk bergerak, menarik diri dan seringkali jatuh
pada kemurungan berkepanjangan. Yang perlu kita sadari lebih dulu adalah bahwa
kesedihan yang kita alami bukanlah suatu aib. Setiap manusia sudah terjadwal
dengan rapi kapan ia menerima ujian dari Allah dan kapan ia berbahagia. Tugas
kita adalah mengelola kesedihan itu
sambil bangkit agar kesedihan tak berkepanjangan dan menjadikan kita menderita
tekanan batin yang berat ( depresi).
Mood yang buruk
bisa berasal dari makanan atau minuman yang kita masukkan ke dalam tubuh. Minuman
beralkohol dan berbagai jenis narkoba sangat merusak mood. Yang lebih ringan
adalah minum kopi berlebihan. Kopi baik untuk menambah semangat dan daya pikir,
namun bila diminum berlebihan bisa membuat mood tidak stabil, merangsang
perasaan mudah marah dan gelisah.
Menjaga mood
agar tetap stabil itu harus. Tetapi tetap mengendalikan mood agar kita tetap
bekerja dengan baik adalah tantangan bagi seorang guru yang inspiratif. Ada
satu ungkapan dari bahasa Jepang yang sangat terkenal untuk menggelorakan
semangat dalam berusaha, “Ganbatte!!”Kata ini digunakan untuk memotivasi dalam meraih apapun, serperti belajar, bekerja, menggugah semangat untuk sembuh dari
penyakit dan tujuan-tujuan baik lainnya. Kita bisa melihat semangat ganbatte kini telah melahirkan sebuah Negara
Jepang yang begitu maju. Berhasil bangkit dari keterpurukan akibat perang
dengan cepat dan tangkas menyusul negara-negara
maju di bidang teknologi. Ganbatte tak akan akan muncul kalau kita
terlalu memanjakan mood.
Semangat...salam sukses selalu
BalasHapus